Selamat datang di Berita26.blogspot.com
TopBottom
Berita 26 : Menyajikan berita ter-Update dan terpopuler.

Banner 468 X 60

Kisah Hidup Seorang Steve Jobs

Posted by taufan banjar at Saturday, October 8, 2011

Berita 26 - Sobat berita 26 mungkin banyak yang belum tahu masa kecil dan Kisah Hidup Steve Jobs sebelum menjadi Pelopor Inovasi sekarang, Steve jobs lahir di Francisco wilayah California dan di adopsi oleh Paul Jobs dan Clara Jobs dari Mountain View. Steve jobs juga mempunyai adik perempuan yang bernama Patti yang juga di adopsi seperti jobs, Padahal sebenarnya orang tua asli steve jobs adalah Abdulfattah Jandali seorang sarjana berkebangsaan Suriah yang kemudian menjadi profesor ilmu politik.

Abdulfattah menikah dengan Joanne Simpson seorang sarjana berkebangsaan amerika serikat yang kemudian menjadi patolog bahasa wicara, Mereka berdua melahirkan jobs dan adik biologis jobs yang bernama yang menjadi seorang novelis yaitu Mona Simpson.

Kisah Hidup Seorang Steve Jobs

Jobs bersekolah di Cupertino Junior High School dan Homestead High School di Cupertino, California, dan sering menghadiri kuliah setelah sekolah di Hewlett-Packard Company di Palo Alto, California. Ia kemudian dipekerjakan di sana dan bekerja bersama Steve Wozniak sebagai karyawan musim panas. Tahun 1972, Jobs lulus dari sekolah menengah atas dan mendaftar masuk Reed College di Portland, Oregon. Meski ia keluar setelah satu semester, ia melanjutkan audit kelasnya di Reed, seperti kelas kaligrafi, dengan tidur di lantai kamar temannya, mengembalikan botol-botol Coke demi mendapatkan uang, dan mendapatkan makanan gratis mingguan di wihara Hare Krishna setempat. Jobs kemudian berkata, "Jika aku tidak menghadiri kuliah tunggal di perguruan tinggi itu, maka Mac tidak akan memiliki beragam huruf cetak ataupun huruf dengan spasi sejajar.

Pada musim gugur 1974, Jobs kembali ke California dan mulai menghadiri petemuan Homebrew Computer Club bersama Wozniak. Ia mengambil pekerjaan sebagai teknisi di Atari, sebuah perusahaan pembuat berbagai permainan video populer, dengan tujuan utama menabung uang untuk melakukan perjalanan spiritual ke India.

Jobs kemudian berangkat ke India untuk mengunjungi Neem Karoli Baba di Kainchi Ashram-nya bersama seorang teman dari Reed College (yang kelak menjadi karyawan Apple pertama), Daniel Kottke, untuk mencari pencerahan spiritual. Ia pulang dalam keadaan menganut agama Buddha dengan kepala tercukur dan mengenakan pakaian tradisional India. Pada waktu itu, Jobs sedang bereksperimen dengan obat psikedelik dan menyebut pengalaman LSD-nya sebagai "satu dari dua atau tiga hal terpenting yang [pernah] dilakukan dalam kehidupan [dirinya]". Ia mengatakan bahwa orang-orang di sekitarnya yang tidak termasuk dalam silsilah lintas budayanya tidak dapat memahami sepenuhnya setiap pemikirannya.

Jobs kembali ke pekerjaan sebelumnya di Atari dan diberikan tugas menciptakan papan sirkuit untuk permainan Breakout. Menurut pendiri Atari Nolan Bushnell, Atari menawarkan $100 untuk setiap chip yang dihapuskan di mesin ini. Jobs punya sedikit ketertarikan atau pengetahuan dalam desain papan sirkuit dan membuat persetujuan dengan Wozniak untuk membagi bonusnya sama rata jika Wozniak mampu meminimalkan jumlah chip. Atari sangat terkejut karena Wozniak mengurangi jumlah chip sebanyak 50 buah, sebuah desain yang sangat ketat sampai-sampai mustahil untuk menciptakannya kembali di jalur perakitan. Pada waktu itu, Jobs memberitahu Wozniak bahwa Atari hanya memberi mereka $700 (bukannya $5000) dan Wozniak pun mendapat bagian $350.

Nah bagaimana sobat berita 26 banyak yang dapat kita petik dari kisah hidup sang pelopor inovasi ini salah satunya, Perjalanan Karir Steve Jobs itu tidak sesalu mulus banyak halangan dan rintangan yang dilalui. Karena hidup itu tidak selamanya berada dibawah dan apabila kita mau berusaha dan berdoa semua yang kita inginkan pasti akan tercapai, Semoga sobat berita 26 dapat mengambil sisi positif dari kisah dan kehidupan Steve Jobs (Sang Pelopor Inovasi) yang dulunya bukan siapa-siapa sekarang menjadi orang yang luar biasa.

0 comments:

Post a Comment